Bahwa cadangan sumber energi minyak bumi terus
berkurang, dunia mengkhawatirkan terjadinya krisis energi. Banyak orang
mulai memikirkan untuk mencari alternatif sumber energi lainnya. Pilihan
tertuju pada sejumlah hal, seperti panas bumi, angin, air, dan surya
alias sinar matahari. Khusus yang terakhir, di Jepang, teknologi
mengembangkan sinar matahari sebagai sumber energi sudah dirintis sejak
30 tahun silam. Tak dipungkiri, tenaga surya yang diubah menjadi listrik
digunakan untuk memasok kebutuhan listrik Jepang, termasuk stasiun
kereta api, industri, hingga untuk keperluan rumah tangga. Bahkan
kabarnya Jepang memiliki separuh dari pembangkit listrik tenaga surya
yang digunakan di dunia.
Saat ini perkembangan menggunakan sumber surya sangat pesat di Negeri
Matahari Terbit. Bahkan, ahli tenaga surya Jepang menemukan sel
pembangkit pada panel surya yang lebih tipis ketimbang generasi
sebelumnya. Panel tipis yang dihasilkan lewat proses sederhana dengan
hasil warna-warni tersebut tetap memiliki kemampuan yang sama dalam
menghasilkan energi.
Semula panel surya dibuat untuk memasok tenaga pada satelit. Kini
teknologi ini juga sudah digunakan untuk mengisi ulang baterai. Selain
itu, jika selama ini sel-sel pada panel terbuat dari silikon dengan
warna khas, hitam, saat ini hasil penelitian terbaru menawarkan
perubahan tampilan serta warna dari sel surya. Penemuan ini didorong
keinginan untuk membuat sel surya yang lebih beragam dan tembus pandang.
Panel surya ini terbuat dari lapisan silikon yang sangat tipis
sehingga bisa dibentuk dan dibuat menjadi papan nama bahkan papan iklan.
Sejauh ini temuan baru tersebut baru digunakan untuk atap dan jendela
sehingga pada siang hari cahaya matahari tetap bisa masuk ke ruangan.
Sedangkan energi yang dihasilkan dapat disimpan untuk digunakan pada
waktu kemudian.
Para ahli tenaga surya di Jepang kemudian meneruskan pengembangan
teknologi panel surya dengan menciptakan sel surya yang berwarna-warni.
Untuk itu, mereka menggunakan bahan pewarna alami yang diambil dari
tumbuhan. Cara membuatnya pun jauh lebih sederhana. Jika awalnya sel
surya dibuat dengan suhu 1.000 derajat Celsius, kini hanya dengan suhu
70 derajat Celsius dan teknologi elektrodeposisi, sel surya tipis penuh
warna dapat dihasilkan.
Yang lebih menarik lagi, sel surya ini bisa diterapkan pada plastik
ataupun kain. Penemu teknologi elektrodeposisi ini berharap suatu hari
nanti sel surya dapat digunakan pada segala benda mulai dari topi hingga
kendaraan. Sebuah penemuan yang bisa menjadi alternatif sumber energi
yang bersih dan ramah lingkungan. Gratis pula.
Sumber : http://energysurya.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari budayakan berkomentar baik