Rabu, 16 Oktober 2013

Makna Strategis dari Hari Pangan Sedunia 2012

Hari Pangan Sedunia yang diperingati setiap tanggal 16 Oktober merupakan bagian terintegrasi dari Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa Bangsa (Food and Agriculture Organization, FAO) yang didirikan tahun 1945. Karena itu FAO adalah forum netral yang beranggotakan baik negara berkembang maupun negara sedang berkembang, dimana semua anggota adalah setara ketika duduk bersama merundingkan persetujuan dan memperdebatkan kebijakan tentang pangan dan pertanian.

FAO juga merupakan sumber pengetahuan dan informasi untuk menolong negara sedang berkembang dan negara dalam masa transisi untuk memperbaiki praktek-praktek di bidang-bidang seperti pertanian, kehutanan, dan perikanan untuk memastikan kecukupan nutrisi dan ketahanan pangan.

Hari Pangan Sedunia dideklarasi oleh negara-negara anggota FAO pada konferensi umum ke-20 bulan November 1979 dengan dimotori oleh Dr. Pal Romany, ketua delegasi Hongaria. Hingga tanggal 8 Agustus 2008 jumlah anggota FAO telah mencapai 191 negara dari seluruh belahan bumi. Tema hari pangan sedunia, tanggal 16 Oktober 2012 adalah "Agricultural Cooperatives - Key to Feeding The World". Tema ini dipilih untuk menunjukkan peran "kerjasama" dalam memperbaiki ketahanan pangan dan kontribusinya dalam usaha menghapuskan kelaparan dari muka bumi.

Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan utama pendirian FAO dan peringatan Hari Pangan Sedunia adalah untuk mencapai kondisi Ketahanan Pangan diseluruh permukaan bumi, yang berarti ketersediaan/kecukupan dan keterjangkauan pangan (dengan nutrisi yang baik) oleh semua lapisan masyarakat. Untuk itu ada tiga hal penting yang harus diperhatikan baik oleh pemerintah maupun masyarakat suatu negara, yaitu; Ketersediaan, Distribusi dan Pola Konsumsi.

Krisis Ketahanan Pangan Dunia

Gejolak harga pangan dunia menjadi agenda utama dalam rangka peringatan Hari Pangan Dunia yang jatuh pada Selasa, 16 Oktober 2012 bertempat di markas besar Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) di Roma dipimpim oleh Menteri Pertanian Prancis, Stephane Le Foll, dan dihadiri Menteri dari 20 Negara, termasuk produsen utama dan negara importir pangan.

Dengan harga sejumlah produk pangan terus bergejolak dan saat ini hampir mendekati level-level saat krisis pangan pada tahun 2007/2008, diperkirakan akan naik lagi menyusul prospek penurunan hasil produksi di sejumlah Negara produsen besar seperti Australia, Amerika Serikat (AS), Eropa dan Kawasan Laut Hitam. Hal menarik untuk disimak dari yang disampaikan oleh Menteri Pertanian Prancis, sekaligus saat ini juga mengetuai kelompok 20 (G 20), bahwa Kelompok G 20 akan terus mendukung langkah politik dan rencana nyata untuk mengatasi gejolak harga pangan global.

Desakan untuk menciptakan Tata kelola Ketahanan Pangan Global pada pertemuan tersebut mencuat kuat didasari guna menciptakan suatu pasar bagi komoditas pertanian yang lebih transparan dan sekaligus dapat merespons permintaan pangan global serta mengatasi dampak volatilitas dari harga pangan dunia. Untuk memperkuat Tata kelola Ketahanan Pangan sejumlah perangkat telah disusun, meliputi Reformasi di tubuh Komisi Ketahanan Pangan Dunia (CFS) dan pembentukan Satuan Kerja Tingkat Tinggi dalam Ketahanan Pangan Global, serta menciptakan Sistem Informasi Pasar Komoditas Pertanian (AMIS) yang secara penuh berfungsi dan berkontribusi untuk memperbaiki koordinasi internasional melalui berbagi informasi dan transparansi harga maupun jumlah/stok dari beberapa komoditas pangan yang dibutuhkan suatu Negara.

Makna Strategis dari Hari Pangan Dunia 2012 menjadi momentum tepat untuk meningkatkan peran bidang pertanian di Negara-negara berkembang termasuk di Indonesia. Secara umum, situasi ketahanan pangan nasional pada periode 2010-2011 menunjukan kecendrungan yang semakin baik. Hal ini ditunjukan oleh beberapa indikator ketahanan pangan, diantaranya; Pergerakan harga-harga pangan lebih stabil, meskipun terjadi peningkatan harga pada hari-hari besar nasional (Puasa, Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru) namun perlahan tapi pasti akan turun kembali pada posisi harga normal.

Selanjutnya, peran serta masyarakat dan pemerintah daerah meningkat, yang ditunjukan oleh semakin beragamnya kreativitas pemerintah daerah dalam menangani ketahanan pangan, serta meningkatnya pasrtisipasi masyarakat yang ditunjukan dengan meningkatnya tabungan kelompok. Berbagai indikasi yang terukur tersebut menunjukan bahwa berbagai upaya dan kebijakan ketahanan pangan yang dilakukan pemerintah telah memberikan hasil yang positif.

Namun kita harus tetap waspada dalam menyikapi dan mencermati perkembangan ketahanan pangan dunia ke depan, dimana telah terjadi besarnya ketergantungan pada impor pangan yang dialami oleh sebagian besar negara-negara berkembang, sehingga telah menjadi pokok persoalan pangan yang dihadapi, ditambah lagi perubahan iklim yang cukup ekstrem, yang sudah pasti akan berdampak pada pertanian, khususnya pengadaan komoditas sejumlah produk pangan.

Hal lainnya, seperti sisi terbatasnya daya dukung lahan, pertumbuhan penduduk yang tinggi, meningkatnya pola konsumsi masyarakat, serta kondisi iklim, bukan tidak mungkin akan semakin kewalahan bagi suatu negara untuk menjaga agar tetap kuat dalam menjaga ketahanan pangannya.  Bagi Indonesia, membangun ketahanan pangan merupakan kebutuhan mutlak dengan memusatkan daya dan upaya secara terarah untuk mencapai ketahanan pangan sebagai tujuan bersama.

Sumber : www.setkab.go.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari budayakan berkomentar baik